HAMPIR RAMPUNG, INILAH PROFIL BENDUNGAN JLANTAH YANG MENELAN BIAYA PEMBANGUNAN SENILAI Rp 965 MILIAR

 

HAMPIR RAMPUNG, INILAH PROFIL BENDUNGAN JLANTAH YANG MENELAN BIAYA PEMBANGUNAN  SENILAI Rp 965 MILIAR

 

Bagian depan proyek Bendungan Jlantah, Jatiyoso, Karanganyar, Jawa tengah, yang masih dalam proses pembangunan, minggu (28/ 05/2023) sore. (Ananda Lucky Alamsyah/Univetpos).



Univetpos, Karanganyar - Pembangunan Bendungan Jlantah di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, masih terus berjalan. Kini progres fisiknya telah mencapai 39,41 persen. Pembangunan Bendungan Jlantah dilaksanakan kontraktor PT Waskita Karya (Persero) dan PT Adhi Karya KSO dengan nilai kontrak sebesar Rp 965 miliar. Masa pelaksanaannya pada 2019 dengan target selesai pada 2024. Konstruksi bendungan didesain dengan tinggi 70 meter (dari dasar sungai), panjang puncak 404 meter, lebar puncak 12 meter, dan elevasi puncak bendungan +690 meter. Bendungan ini memiliki kapasitas tampung 10,97 juta meter kubik yang bersumber dari aliran Sungai Jlantah dan Sungai Puru.

Sebelumnya,  Pembangunan Bendungan Jlantah di Desa Tlobo dan Desa Karangsari, Kecamatan Jatiyoso telah melewati tahapan pembebasan lahan. Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) sudah memberikan ganti untung kepada sejumlah warga yang terdampak pembangunan waduk yang akan mengairi 1400 hektare lahan pertanian di Kabupaten Karanganyar. Warga dikumpulkan di Balai Desa Tlobo, Jatiyoso untuk menerima taksiran harga oleh lembaga penaksir harga indenpenden. Jika memang cocok dengan penggantian harga, maka diminta untuk tanda tangan setuju. Sehingga Pembangunan Bendungan Jlantah dapat berjalan dengan baik.

Para staff pekerja yang yang melakukan pembangunan Bendungan Jlantah, Jatiyoso, Karanganyar, Jawa tengah, minggu (28/ 05/2023) sore. (Ananda Lucky Alamsyah/Univetpos).


Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo Maryadi Utama menambahkan, Bendungan Jlantah akan menjadi bendungan multifungsi yang memberikan manfaat ekonom,i salah satunya sebagai sumber irigasi.

"Bendungan Jlantah akan mengairi 1.494 hektar persawahan di kawasan Kecamatan Jatiyoso dan Jumapolo Kabupaten Karanganyar," kata Maryadi seperti dikutip dari Kompas.com.

Selain sebagai sumber irigasi, bendungan ini akan menghasilkan air baku sebesar 150 liter per detik, potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) sebesar 0,625 mega watt. Kemudian, mereduksi banjir sebesar 51,05 persen atau 70,33 meter kubik per detik untuk Q50, serta konservasi dan pariwisata di Kabupaten Karanganyar.

Sementara itu, Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah mempercepat penyelesaian pembangunan Bendungan Jlantah di Desa Tlobo dan Karangsari, Kecamatan Jatiyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah (Jateng).

"Kehadiran Bendungan Jlantah, tentunya akan menambah jumlah tampungan air yang dibangun Kementerian PUPR dalam mendukung ketahanan pangan dan air di Provinsi Jawa Tengah. Saat ini konstruksinya telah mencapai 44 %, dan akan dipercepat proses penyelesaiannya dari rencana Desember 2023 menjadi Oktober 2023," kata Jarot Widyoko saat mendampingi Kunjungan Kerja (Kunker) Spesifik Komisi V DPR RI ke Bendungan Jlantah di Kabupaten Karanganyar, seperti dikutip dari pu.go.id,  minggu (28/05/2023).

Pembangunan Bendungan Jlantah ini tentu saja membawa banyak manfaat khususnya bagi masyarakat sekitar, dimana para warga mendapat ganti untung terhadap lahan mereka yang terdampak. Selain itu juga membawa dampak lain, seperti pariwisata dan juga pembangkit listrik. Bila berjalan sesuai rencana awal, Proyek ini akan diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo pada oktober 2023.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENDAFTARAN GELOMBANG KHUSUS UNIVET BANTARA